Di Eropa, nostalgia menjebak kita. Bangunan-bangunan entah dari abad berapa seperti perangkap. Kita terus merestorasi, merenovasi, dan membayangkan abad pertengahan. Di Eropa, nostalgia adalah musuh yang tengik.
Tapi kita belajar tentang sustainability dan omong kosong lain di kelas. Kita melihat ke depan. Kita memupuk etika-etika orang kulit putih dan memanggul beban dunia di pundak. Kita tergila-gila oleh masa depan.
Dan, kita merajah carpe diem di tubuh. Kita ingin merayakan hari ini. Kita mabuk-mabukkan, kita melakukan hal-hal for the sake of today, kita bebas. Persetan masa depan, persetan masa lalu. Seize the day, katanya.
Selalu seperti ini setiap hari. Nostalgia menarik kita mundur, sedang abstraksi masa depan mendorong kita ke depan. Di tengah, carpe diem menusuk-nusuk kita. Di tengah malam kita linglung bukan main. O fuck the time.