Kutenggak segelas penuh kata-kata
ambruk aku diinjak pagi
berkelana di baris-baris televisi
mampus ditelan fantasi imajinasi
Biarlah kau santap puisi itu
mabuk, hanyut ke dalam melankoli
tangis menjelma paragraf-paragraf
tentang pria tua yang sendiri di pojok
Rakus kita melahap aksara
buku-buku menampar pipi
tersadar, tersaruk ke yang nyata
hilang dibuai nominal angka
(16 Juli 2016)