Kadang aku bertanya
Pada diriku sendiri
Kenapa kutelan luka kota
Kujejali kepala mereka
Dengan tipu dan eskapisme
Semu, palsu, artifisial
Kadang aku bertanya
Pada diriku sendiri
Kenapa ku terjaga hingga pagi
Menulisi mimpi orang lain
Sedang bara ide dalam kepalaku
Teredam, terlupakan
Kadang aku bertanya
Pada diriku sendiri
Kenapa kutaruh nalar
Di sudut rimba megapolitan
Hingga ku hilang akal
Terhempas, terbuang
Kadang aku bertanya
Pada diriku sendiri
Kenapa ku tak pergi saja
Ke bawah langit
Ke atas tanah orang lain
Seperti sajak bapakku
(12 februari 2016,
kereta gondangdia-depok)