Taman Korea, kantin kebanggaan FISIP UI. Takor adalah simbol yang bisa menceritakan kehidupan kampus, meski tidak menyeluruh. Sebagian tapi dirasa cukup mewakili. Takor mewakili semangat muda yang terbakar, perubahan era sekolah menuju kuliah, dan bagian dari proses panjang menjadi manusia. Di dalamnya tak hanya terdampar kehidupan akademis khas mahasiswa tapi juga kebebasan tanpa batas yang sering diagungkan generasi muda.
Dalam Takor pula realitas sosial terjadi dengan gamblang, terkadang polos tanpa busana. Interaksi yang saling berpengaruh antara si penjual dan si pembeli, perbedaan sosial yang tampak jelas antarmahasiswa, kisah asmara penuh gelora antara muda-mudi, relasi senior junior yang klasik, perdebatan dan diskusi tentang apapun, bahkan kemiskinan yang tampil sederhana dalam wajah tanpa dosa anak-anak. Masih banyak lagi sebenarnya. Sajian realita disini mungkin tak sejelas di jalanan, tapi tetap mewakili perubahan jaman yang menyedihkan ini. Jaman yang adalah hasil sebuah proses panjang, jaman yang mengandalkan kecepatan dalam segala hal, jaman bernama globalisasi. Sudahlah tak usah dilanjutkan.
Dalam Takor pikiran-pikiran, dari yang sederhana hingga yang berat, bergelayut. Kadang diselesaikan, kadang dibiarkan tetap jadi pikiran yang penuh tanya. Pikiran yang tiba-tiba muncul ditengah kebisingan yang rancu dan penuh gincu. Dan Takor memang penuh gincu, gincu yang siap dihapus dan dikuak. Takor lebih dari sekedar simbol sebuah kampus fakultas sosial. Takor merupakan ruang untuk belajar yang sebenarnya bagi anak-anak sosial. Tak hanya belajar memang. Bercanda atau kadang tertawa terbahak-bahak menertawai kehidupan penuh air mata yang bias di bawah cahaya siang di bawah atap Takor.